Kritik Esai Cerpen "Tahi Lalat" Karya M Soim Anwar

 Cerpen "Tahi Lalat" karya M. Shoim Anwar 


Cerpen "Tahi Lalat"  menggambarkan dua sisi yaitu perselingkuhan dan dunia politik. Dua hal itu menjadi salah satu ketertarikan karena mengambil peristiwa yang terjadi saat ini. Seperti yang kita ketahui banyak di temui orang-orang yang sudah menikah menjalin hubungan  dengan laki-laki lain serta permainan politik yang melakukan hal-hal kotor. Seperti yang saya temui banyak permainan politik sekarang yang menggunakan cara-cara kotor seperti membagi uang atau hal-hal lainnya serta, banyaknya janji-janji palsu untuk menarik hati Masyarakat. Politik sekarang ini seperti kacang lupa kulit, berjanji manis di awal saja.

Cerpen "Tahi Lalat" merupakan cerita pendek sindiran lepara para pemimpin. Cerita ini berilustrasi dengan keadaan sosial yang dimanipulasi oleh ekonomi kapitalis sehingga berdampak pada tokoh aku dan warga sekitar yang berada di dalam desa. Dari cerita ini poin utamanya adalah Pak lurah. Sehingga dalam tatanan masyarakat yang disinggahi oleh individu-individu yang berkelompok, maka akan berdampak pada stabilitas masyarakat tersebut. Pada cerita ini Tahi Lalat di dada istri pak lurah merupakan sebuah cerpen yang mengisahkan seorang istri dari pemimpin di sebuah kelurahan yang menjadi perbincangan orang-orang sekampung lantaran mempunyai Tahi Lalat di dadanya. Keluarga pak lurah itu selalu menjadi omongan orang-orang bukan hanya istrinya melainkan juga Pak lurah sendiri.


Dalam cerpen ini Tahi Lalat di dada istri pak lurah merupakan sebuah cerpen sindiran yang mengisahkan seorang istri dari pemimpin di sebuah kelurahan yang menjadi perbincangan orang-orang sekampung lantaran mempunyai Tahi Lalat di dadanya. Hal tersebut terbukti pada kutipan  

 “Di luar sana juga ada omongan soal kedekatan istri Pak Lurah dengan bos proyek perumahan,” aku membuka pembicaraan dengan istri.

 “Kedekatan yang gimana lagi?” istriku mendongak.

 “Bos proyek itu sering datang saat Pak Lurah tidak ada di rumah. Katanya juga pernah keluar bareng.”

 Dalam kutipan tersebut menjelaskan bahwa istri dari kepala desa telah memiliki hubungan dengan seseorang pekerja proyek. Dimana pada suatu ketika istri pak lurah tersebut diketahui oleh warga telah memberi jamuan ketika pak Lurah sedang tidak berasa dirumah. Sehingga hal tersebut masih diperbincangkan oleh seluruh warga.

 Tahi Lalat berilustrasi tentang keadaan sosial yang dimanipulasi oleh ekonomi kapitalis sehingga berdampak pada tokoh aku, dan warga sekitar yang berada dalam satu desa. Sosok Pak lurah tidak menunjukan bahwa dia sebagai seorang pemimpin yang bijaksana karena segala visi serta misinya tidak sesuai dengan kinerjanya. Terbukti pada kutipan

  “Jujur kukatakan, Pak Lurah juga sering menggunakan cara-cara kotor. Selama menjabat, tidak sedikit warga yang kehilangan sawah ladang dan berganti dengan perumahan mewah. Warga yang tinggal di tempat strategis, melalui perangkat desa Pak Bayan, dirayu untuk menjual tanahnya dengan harga yang lumayan mahal. Begitu tanah-tanah yang strategis itu terlepas dari pemiliknya, Pak Lurah semakin gencar membujuk yang lain dengan cara memanggilnya ke kantor kelurahan.”

  Paham kapitalis sangat kentara dalam kutipan tersebut, sehingga dalam integritas seorang Lurah semakin dipandang buruk oleh masyarakat. Karena dalam pelaksanaan tugasnya ia mencoba mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan mengorbankan warga untuk menjual tanah milik mereka. Sehingga dalam penerapannya pun sedikit kacau, meskipun dengan sistem sosialis bisa teratasi tetapi tidak dengan individu yang sudah mendekrlarisikan dirinya kapitalisme.

  Dalam cerpen berjudul "Tahi Lalat" karya M. Shoim Anwar tersebut menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana meskipun, terdapat beberapa kutipan yang menggambarkan warga desa menggunakan kode dalam membicarakan orang. Amanat atau pesan dapat mudah dipahami dan dapat tersampaikan bagi pembaca, bahwa cerpen tersebut menceritakan realita kehidupan masyarakat yang terjadi saat ini. Meskipun berjudul "Tahi Lalat" penulis mencampur adukkan cerita yang tidak hanya menceritakan istri Pak Lurah tetapi juga menceritakan jiwa kepemimpinan Pak Lurah yang tidak patut dicontoh.

Komentar