KRITIK DAN ESAI CERPEN "DI JALAN JABAL AL-KAABAH" KARYA M. SHOIM ANWAR

 

KRITIK DAN ESAI CERPEN "DI JALAN JABAL AL-KAABAH" KARYA M. SHOIM ANWAR



Dari judul diatas menceritakan wanita sedang melakukan ibadah haji dikota Mekkah untuk. Wanita tersebut bernama Tuan Amali dan Nyonya Tilah. Tuan Amali adalah kepala desa yang dijuluki “lurahnya pengemis” karena, desanya merupakan desa yang terkenal dengan penduduk yang bekerja sebagai pengemis. Dikota Mekkah banyak sekali pengemis anak-anak yang memiliki keterbatasan seperti tidak memiliki satu tangan atau tidak memiliki satu kaki, karena merasa iba dan ikhlas untuk bersedekah dua tokoh tersebut selalu memberikan sedekah kepada pengemis anak-anak tersebut setiap pergi ke kabah. Tuan Amali serta Nyonya Tilah sambil berjalan mengobrol membandingkan anatara pengemis di Negeri sendiri dengan Negeri Tanah Suci, dinegara kita memiliki pengemis yang berpura-pura untuk meminta dan bermuka melas agar para pejalan kaki, pengendara mobil/sepeda motor merasa iba, tetapi dugaan Tuan Amali dan Nyonya Tilah salah besar ternyata semua pengemis-pengemis tersebut sama halnya seperti di Negerinya sendiri banyak yang bohong untuk menghasilkan uang yang banyak.

Jika dihubungkan dengan kehidupan nyata pada saat ini, maka cerita tersebut mewakili kondisi yang terjadi di tengah masyarakat. Banyak daerah ataupun perkumpulan orang-orang yang berprofesi sebagai pengemis. Dari orang tua hingga anak-anak mereka mengemis di lampu merah pinggir jalan. Sering terjadi anak-anak bahkan dipaksa orang tua mereka untuk mengemis dan juga banyak diantara para pengemis membawa anak-anak mereka yang masih kecil untuk menarik simpati orang. Selain itu, mereka rela untuk melakukan penipuan misalnya dengan cara membuat seolah salah satu bagian tubuhnya cacat. Dari banyaknya kasus pengemis yang sampai saat ini belum terselesaikan maka diperlukan sosialisasi ataupun pembinaan khusus untuk mereka. Mungkin sebaiknya masalah-masalah tuna wisma ataupun pengemis jalanan lebih diperhatikan lagi karena sebenarnya tidak hanya teguran atau penangkapan oleh Satpol PP saja yang diperlukan, tetapi juga diperlukan lembaga yang dapat menampung atau memberi mereka pemahaman agar mereka dapat mencari pekerjaan yang layak. Berdasarkan cerpen tersebut, pengarang juga ingin menyampaikan jika memberi lebih baik daripada meminta, jikapun ingin bersedekah janganlah bersikap pamer dan bersikap sombong, hal tersebut sesuai dengan isi cerpen dimana Tuan Amali sedang bersedekah, melalui narasi penulis dapat diketahui jika Tuan Amali Tidak ingin orang lain tahu saat ia sedang bersedekah.

Cerpen tersebut memiliki makna yaitu, rezeki ada di tangan Tuhan. Tetapi kita harus berusaha untuk mencarinya dengan cara yang benar bukan dengan cara berbohong atau merugikan orang lain. Ketika kita ikhlas dalam memberikan atau melakukan sesuatu kepada orang lain, maka kita tidak perlu memikirkan hal yang telah kita berikan atau yang kita lakukan. Meskipun orang lain berbohong kepada kita jika kita sudah ikhlas perasaan marah, kecewa, atau merasa dibohongi itu tidak akan muncul pada diri kita.

Dari cerpen tersebut menggunakan alur maju dan mundur, dengan cerita yang urut dari awal hingga akhir. Penggunaan kata dan kalimat dalam cerpen tersebut mudah dipahami dan memberikan gambaran situasi dan kondisi dalam cerpen secara rinci dengan terjadinya dikehidupan nyata oleh sebab itu cerpen “Di Jalan Jabal Al-Kaabah” ini memiliki jalan cerita yang sangat menarik untuk dibaca.

Komentar