Takdir Tuhan

Matahari mulai bersinar dengan indah. Bak mandiku telah menungguku. 

 “Dani sudah jam berapa ini” Ibu teriak. 

Aku menuju meja makan dan bergegas berangkat. Putih abu-abu yang Aku impikan sejak dulu. Bremmm suara motor hadiah dari Ayahku. Aku tak sabar menaiki motor itu. Kunikmati jalan dengan kemacatan yang membuatku sedikit kesal. Pagar yang menjulang halaman bagai gelora bung karno. Aku pun berdiam diri dikelas menunggu bel masuk. Pada saat bel sudah berbunyi tanda masuk kelas pukul 06:30. Aku duduk dibangku paling depan dan masih sendiri. Guru pun sudah dikelas untuk mengawal pelajaran tapi sebelum pelajaran dimulai guru tersebut meminta muridnya untuk berkenalan agar saling kenal dalam satu kelas tersebut. Aku yang memulai perkenalan didalam kelas. Satu kelas telah memperkenalkan dirinya masing-masing. Pelajaran pun dimulai Aku selalu memperhatikan guru Aku tidak mau menjadi murid yang nakal tidak pernah memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran. Pelajaran telah usai jam menuju pukul 10:00 dan waktunya istirahat. Aku ke kantin membeli makanan saat Aku berjalan lalu ada orang yang memanggil namaku dengan keras,

"Daaanniiiii" Aku langsung menengok kebelakang. 

Ternyata teman sekelasku bernama Dika.

"Kamu mau ke kantin?" tanya Dika.

"Iya dik, kamu juga mau ke kantin? Kalau iya, ayo kita kekantin bersama"

"Iya ayo aku juga mau kekantin". 

Akhirnya Aku dan Dika kekantin bersama. Aku saling tukar cerita agar menjadi kenal lebih dekat. Makan telah usai bel masuk kelas telah berbunyi mereka berjalan menuju kelas bersama. Dika yang awalnya duduk dibangku paling belakang kini sekarang duduk dibangku paling depan denganku. Pelajaran telah dimulai kelas mulai hening hanya ada suara guru yang menerangkan pelajaran. Guru langsung memberikan tugas pada muridnya untuk dikerjakan, setelah tugas yang dikerjakan murid telah usai bel berbunyi tanda istirahat Pukul 12:00 Aku dan Dika menuju masjid melakukan ibadah solat duhur bersama. Setelah solat selesai Aku melihat seorang wanita cantik didepan masjid tersebut.

"Dik aku tadi melihat wanita cantik didepan masjid sepertinya aku suka sama dia"

"Yang mana Dan wanitanya kamu kenal sama dia"

"Aku gak kenal Dik, sumpah tadi pandangan pertama aku lihat wanita secantik dia. Sepertinya sih anak kelas IPS aku gak liat juga waktu dikelas”

"Yaudah nanti kalau kamu lihat dia lagi kasih tau aku ya hehee”

"Iya nanti kamu aku kasih tau deh dan pasti kamu juga terpukau dengan kecantiakannya bagaikan Bidadari turun dari kayangan”

“Yuk balik kekelas udah mau masuk ini" sambil menepuk punjakku.

Aku dan Dika berjalan menuju kelas, setelah sampai kelas beberapa menit kemudian pelajaran mulai lagi. Aku yang suka dengan pelajaran biologi dan Aku menjadi lebih serius mendengarkan tentang apa yang telah diterangkan oleh guruku walaupun gurunya sangat cerewat dan suka marah-marah tapi Aku tetap menyukai pelajarannya karna biologi pelajaran yang Aku suka. Sedangkan Dika tidak suka dengan gurunya yang begitu jahat walaupun Dika juga menyukai pelajaran biologi. Pelajaran telah usai dan waktunya pulang. Aku ingin segera pulang untuk bercerita kepada ibuku soal awal masuk Sekolah yang begitu menyenangkan, memiliki teman sebangku yang sangat baik denganku dan aku merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi Aku tidak bisa langsung pulang dirumah karna Aku harus mengantar Dika lebih dulu karna Dika tidak membawa kendaraan sendiri dan tidak ada yang menjemputnya. Walaupun Dika teman baruku tapi Aku sudah menganggap Dika seperti teman lamaku. Aku cepat akrap dengan seseorang dan Aku cepat percaya juga pada seseorang karna Aku tidak pernah berfikiran buruk terhadap orang lain. Sewaktu Aku berjalan menuju parkiran, Aku melihat wanita yang aku sukai tadi berjalan dengan teman-temannya Aku pun memberitahu Dika jika ada wanita yang ku lihat tadi didepan masjid sekolah. 

"Dik ada wanita tadi yang aku lihat dimasjid"

"Yang mana Dan?"

"Itu yang jalan sama teman-temakaya ber5 itu dia yang paling tinggi"

"Mana sih dan ini kan banyak wanita juga"

"Itu loh Dik yang pakai tas coklat paling ujung sendiri, ya masa kamu gak lihat sih. Eh tunggu-tunggu kita berhenti disini ya biar dia lewat dulu biar kamu tau mana wanita yang aku lihat tadi"

"Iya deh kita berhenti. Hmmm kayanya awal masuk sekolah ada yang kasmaran nih hehe”

"Apa sih dik enggak kok hehee"

Kemudian Aku dan Dika berhenti menunggu wanita yang Aku lihat di depan masjid tadi. Setelah banyak yang berjalan menuju parkiran, wanita itu pun berjalan di depanku. Aku langsung mencolek Dika untuk memberikan kode. 

"Dik aku pulang dulu ya " ucap wanita yang Aku sukai.

"Iya bel hati-hati dijalan ya"

Aku pun terkejut bahwa Dika kenal dengan wanita yang Aku lihat tadi siang. 

"Dik kamu kenal sama yang tadi?"

"Iya kenapa? dia teman smp ku dulu"

"Bener dia teman smp mu? " 

"Iya Dan emang kenapa sih?"

"Dia wanita yang aku maksud tadi siang yang aku cerita sama kamu"

"Ohh ternyata itu, dia teman satu kelas aku dulu di smp namanya Bella” 

"Nama yang cantik seperti orangnya"

"Sudahlah ayo pulang, besok aku ceritakan tentang Bella. Katamu kamu gak mau pulang terlambat sampai rumah ini jadi lupa gara-gara jatuh cinta pandangan pertama Hehee "

Aku langsung mengantar Dika untuk pulang ternyata rumah Dika satu arah dengan rumahku hanya beda kompleks saja. Sampailah dirumah Aku langsung berpamitan pada Dika untuk langsung pulang. Setelah sampai dirumah Aku langsung bercerita kepada ibuku yang sedang asik membersihkan ruang tamu. Ibuku memberikan motivasi-motivasi untukku dan Ibuku berkata bahwa jangan pacaran terlebih dahulu sebulum Aku Lulus sekolah.

...

Lambat laun waktu telah berlalu Aku pun telah mengenal Bella dengan akrab tapi Aku tak menjalin hubungan dengan dia karna aku ingin menggapai cita-citaku menjadi sorang Dokter dan bisa membahagiakan kedua orang tuaku. Kini akhir dari putih abu-abuku telah usai Aku telah memasuki kejenjang lebih tinggi aku masuk pada Universitas kedokteran dengan Dika yang akan menjadikan cita-cita ku dan Dika sejak dulu. Walaupun Aku mencintai wanita yang aku lihat pada pandangan pertama kini aku tak pernah melihatnya lagi karna dia telah pindah menuju Ibukota untuk meraih impiannya menjadi seorang actor tenama.

“Dik apakah aku dan Bella bisa bertemu kembali” melihat foto Bella sambil berandai-andai.

“Pasti bisa Dan Bismillah tuhan akan mengembalikan Bella kepadamu jika Bella memang jodohmu, sekarang kita focus pada cita-cita kita” 

Setelah akhir dari kuliah yang aku tempuh dengan Dika kini aku mendapatkan pekerjaan tapi aku harus dikirim ke Rumah sakit besar yaitu di Ibukota. Aku merasa senang karna aku berharap bahwa aku bisa tertemu dengan Bella disana. Hati yang senang dengan suasana yang begitu membuatku menjadi tidak sabar untuk segera berangkat menuju Ibukota. Setelah sampai di Ibukota Aku segera menghubungi Bella.

“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif” mendengar ini hatiku menjadi gelisah.

Mengapa nomor Bella tidak aktif seperti biasanya. Matahari bersinar begitu pekat Aku harus menuju rumah skait untuk bekerja. Tiba-tiba ada nomor yang tidak aku kenal menelfonku.

“Hallo ini siapa?” 

“Aku Bella Dan teman kamu waktu SMA”

“Ini nomor kamu Bel?” menjawab dengan hati yang sangat senang.

“Iya Dan ini nomor aku yang baru yang lama sudah tisak aktif lagi, oh iya kamu sekarang ada di Jakarta ya?”

“Iya Bel aku sekarang ada di Jakarta aku kerja disini”

“Aku juga sekarang masih di Jakarta Dan kini film ku sudah lumayan”

“Bagus deh Bel semoga kamu lebih sukses lagi ya, eh iya besok kita ketemu yuk aku udah lama gak ketemu kamu”

“Iya besok kita ketemu di taman jam 5 sore”

Kesunyian ini membuatku menjadi tak sabar untuk bertemu dengan Bella kembali. Apa mungkin yang dibilang Dika itu benar. Sambil melihat gemerlapnya bintang aku berdoa bahwa apapun yang terbaik untukku kabulkanlah kemudian Aku pun terlelap dengan. Bintang telah menghilang Matahari pun muncul dengan pancaran yang begitu indah. Kini Aku harus bekerja lagi dan segera bertemu dengan Bella. Tapi mengapa hatiku menjadi gelisah seperti ini untuk bertemu dengan Bella nanti sore. Udahlah Aku harus fokus kerja dulu nanti baru bisa bertemu dengan Bella. Kini senja akan muncul tanda bahwa Aku harus segera menemui Bella di taman yang sudah Bella janjikan. 

“Haii Dan apa kabar kamu?” tanya Bella kepadaku.

“Aku baik-baik saja Bel kamu gimana?”

“Aku juga baik, sebenarnya Aku mau bercerita sama kamu bahwa aku mencintai seseorang yang sudah Aku pendam sejak dulu”

“Memangnya siapa yang kamu cintai Bel cerita saja sama Aku” dengan nada pelan sedikit terluka.

“Aku mencintai teman SMAku dulu tapi Aku tidak tau apakah dia juga mencintaiku”

“Sebaiknya kamu langsung bilang sama orang yang kamu cintai meskipun kamu wanita tapi setidaknya kamu mempunyai keberanian untuk mengungkapkannya dari pada kamu menyesal pada akhirnya, sekarang juga banyak wanita yang mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu” aku menjawab dengan nada yang begitu pelan hatiku yang saat ini menjadi hancur.

“Baik Aku akan mengatakannya kepada orang yang Aku cintai saat ini juga Dan, Dani sebenarnya Aku mencintaimu sejak SMA dulu tapi aku selalu memendam itu semua sampai saatnya tiba dan kini saatnya telah tiba aku memberanikan diri untuk mengatakan dan seperti ucapanmu tadi” dengan nada sedikit ragu dan malu.

“Apakah benar Bel kamu mencitaiku?” menjawab dengan tanggap.

“Iya benar Dan Aku mencintaimu”

“Aku juga mencintaimu Bel sejak pertama Aku memandangmu di masjid sekolah dulu, kita ternyata saling mencintai dalam diam hingga waktu yang bisa menyatukan kita, Apakah kamu mau menikah denganku?”

“Iya aku mau menjadi Istrimu dan Ibu dari anak-anakmu kelak”

Aku pun langsung memeluk badannya yang begitu langsing membelai mesrah rambut yang panjang bergelombang kilau memancarkan keindahanya. Kini cita-citaku telah tercapai orang yang aku cintai sejak dulu telah menjadi milikku kini takdir tuhan yang sudah menentukan untukku bahwa aku harus bersabar untuk menuai hasil dari jerih payaku. 


Riska Trisani

 


Komentar