Jurnalistik Pengalaman "Cerita masa kecilku"


 

Nama aku Riska Trisani, aku akan bercerita tentang masa kecil aku. Masa kecil memang masa hanya belajar dan bermain. Aku selalu bermain dengan teman rumahku dimana aku dilahirkan dan dibesarkan yaitu Surabaya. Tapi aku keturunan dari Jawa Barat Ayah dan Ibuku berasal dari Cirebon, namun Ayah menetap di Surabaya sejak menikah dengan Ibu karna Ayahku kerja di Surabaya sejak masih perjaka. Aku selalu ikut Ayahku setiap ada perkumpulan dengan teman-temannya bisa dikatakan paguyuban.

Pada hari minggu tepat dimana Ayahku selalu rutin perkumpulan dengan teman-teman kerjanya. Aku selalu dibangunkan Ayah untuk ikut denganya dan Aku pun segera mandi dan bersiap-siap. Aku dibonceng Ayahku untuk berangkat perkumpulan tersebut, naiklah aku dibelakang Ayahku saat setengah perjalanan Ayahku berhenti dipinggir jalan tepat didepan halaman rumah orang, dengan inisiatif Aku langsung turun dari motor tersebut tanpa bilang kepada ayahku. Aku berfikir sudah sampai dirumah temannya dan aku segera turun karna aku takut Ayahku berat menahan motornya. Tiba-tiba Ayahku meninggalkanku dan melanjutkan perjalanannya. Aku pun langsung lari mengejar Ayahku dan berteriak Ayaaahh……. Ayaaaahhhhh….  Ayaaahh…. namun Ayahku tidak mendengarkan teriakkanku bahkan ada bapak-bapak yang mengendarai motor tahu bahwa aku sedang berlari dan memenggil Ayah “pak anaknya ketinggalan itu dibelakang lari-lari teriak ayah ayah”  tapi Ayahku mengelak dan berkata “anak! Itu bukan anak saya”  namun bapak itu tetap berkata “tapi anaknya terus berlari kearah bapak dan memanggil bapak lebih baik bapak berhrnti saja dulu dilihat” Ayahku pun tetap berkata “bukan itu bukan anak saya, anak saya ada dibelakang” bapak itu langsung meninggalkan Ayahku. Saat itu Ayahku pun merasa ada yang aneh dan enteng dimotornya mencoba untuk melihat Aku dari spion kaca motornya dilihat ternyata Aku tidak ada kemudian Ayahku pun berhenti dipinggir jalan dan melihat lagi dibelakang jok motornya “ternyata benar Riska tidak ada dibelakang”. Aku yang terus berlari mengejar Ayahku dengan teriah Ayah-ayah terus-menerus hingga akhirnya Ayahku berhenti. Saat aku bertemu lagi dengan Ayahku aku langsung ditanya Ayahku “mengapa kamu turun kita kan belum sampai tujuan dan kenapa tidak bilang jika mau turun dari motor” aku langsung bilang “aku kira sudah sampai jadi langsung turun dan takut Ayah berat menahan motornya” Ayah langsung menjawab “kita belum sampai tadi Ayah hanya berhenti saja lain kali jangan seperti itu lagi ya bilang dulu sama Ayah”Au menjawab “iya yah aku gak akan seperti itu lagi” dengan nada ngos-ngosan kemudian Aku dan Ayahku pun melanjutkan perjalanan kerumah temannya Ayahku. 

Selesai dari pertemuan Aku dan Ayahku pulang pada saat sampai rumah aku cerita kepada kedua kakakku dan Ibuku bahwa tadi aku sempat ditinggal Ayah dipinggir jalan. Begitulah cerita masa kecil Aku yang selalu aku ingat dan diingat oleh kakakku bahwa aku tidak dianggap anak dengan Ayahku dan ditertawakan. 

Komentar